Tugas Mahasiswa adalah :
1. Beri contoh outline atau kerangka karangan
berdasarkan bidang kajian kalian (akuntansi, keuangan, pajak, dsb).
2. Kembangkan outline tersebut dengan
pemikiran yang sistematis, kelogisan, dan relevansi serta terpusat pada tema
yang ditentukan.
3. Outline dikembangkan dengan singkat, jelas,
dan menggunakan kalimat efektif.
Perhatikan letak
kalimat utama, setiap paragraf hanya cukup 1
Topik :
PENDIDIKAN
Tema : MASALAH
PEMERATAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
A. Latar
Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Masalah pemerataan pendidikan
2. Masalah mutu, relevansi, dan efisiensi
pendidikan
3. Masalah keutuhan pencapaian sasaran dalam
pendidikan.
4. Masalah kurikulum
5. Masalah peranan guru
6. Masalah pendidikan dasar 9 tahun
C.
Tujuan
Tujuan dalam
penulisan yaitu:
1. Mengetahui 4 macam masalah pokok
pendidikan dan penjelasannya.
2. Menjelaskan hubungan antara
masalah-masalah pokok pendidikan tersebut.
3. Menjelaskan pengaruh perkembangan iptek,
pertumbuhan penduduk, dan aspirasi masyarakat terhadap perkembangan masalah
pendidikan.
4. Menjelaskan (dengan memberikan
contoh-contoh) permasalahan aktual pendidikan di Indonesia.
D.
Manfaat
Manfaat penulisan ini antara lain:
1. Dapat dijadikan acuan bagi para pembaca
untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan pendidikan yang terjadi di
Indonesia.
2. Memberikan rambu-rambu kepada pembaca
untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pemecahan masalah-masalah pendidikan.
1.
Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan
pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh
pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya
manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul
apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat
ditampung di dalam sistem pendidikan atau lembaga pendidikan karena minimnya
fasilitas yang tersedia.
2.
Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan
dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang
diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga
penghasil produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi.
Selanjutnya, jika output tersebut ”terjun” ke lapangan kerja, penilaian
dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk
kerja.
3.
Masalah Efisiensi
Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem
pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya
tinggi.
4.
Masalah Relevansi Pendidikan
Tugas pendidikan adalah
menyiapkan sember daya manusia untuk pembangunan. Masalah relevansi pendidikan
mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan output yang
sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi
semua sektor pembangunan yang beraneka ragam. Jika sistem pendidikan
menghasilkan luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang
aktual (yang tersedia) maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang
dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka relevansi dianggap tinggi.
5. Masalah Kurikulum
Masalah kurikulum
meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanaannya. Yang menjadi sumber masalah
ini ialah bagaimana sistem pendidikan dapat membekali peserta didik untuk memasuki
dunia kerja (bagi yang tidak melanjutkan sekolah) dan memberikan bekal dasar
kuat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi (bagi mereka yang ingin melanjutkan
ke perguruan tinggi).
6. Masalah Peranan Guru
Dahulu guru merupakan
pusat belajar, ia satu-satunya sebagai tempat bertanya dan dianggap serba bisa.
Di era sekarang ini tugas guru merupakan tugas yang berat, karena seiring
dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, guru dituntut untuk
beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada. Yang menjadi permasalahannya
adalah apakah guru siap dengan perubahan itu dan bagaimana ia memposisikan
dirinya dalam perubahan itu. Tentu ia harus memiliki keahlian tertentu agar
tidak menjadi guru yang memiliki pola pikir tradisional.
7. Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
Masih ada 111 Kabupaten
kota yang belum menuntaskan Wajib Belajar 9 tahun. Tahun 2008 merupakan batas
akhir program Wajib Belajar 9 tahun. Bagi Indonesia batas akhir tersebut lebih
cepat delapan tahun bila dibandingkan dengan kesepakatan Edication For All
(EFA) di Senegal, yang menargetkan tuntas pada tahun 2015. Angka Partisipasi
Kasar (APK) SMP/MTs/Setara sebagai salah satu indikator ketuntasan Wajar Dikdas
hingga tahun 2007 baru mencapai 92,52%, yang berarti masih kurang 2,48% untuk
mencapai target APK tuntas paripurna sebesar 95% (amanat Inpres No. 5 Tahun
2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar